BI Akan Rilis 17 Aturan Baru Perbankan di 2011 (http://www.vibiznews.com/news/banking_insurance/2010/08/17/aturan-ldrgwm-dikeluarkan-agustus)
(Vibiznews – Banking) Bank Indonesia (BI) siap merilis 17 paket kebijakan dan aturan yang mulai diterapkan di awal tahun 2011. Paket kebijakan tersebut berisi mengenai exit policy sampai kepada aturan uji kepatutan dan kelayakan bagi bankir yang akan dikeluarkan pada akhir Desember 2010.
Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad ketika ditemui di sela acara South East Asia Central Banks (Seacen)-Seminar yang bertemakan ‘Optimal Central Banking For Financial Stability’ di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Jumat (10/12/2010).
“Kita memang akan menyiapkan sekitar 17 aturan yang saat ini lagi di review di Direktorat Legal dan Hukum BI, saat ini masih disinkronisasi di mana Insyallah pada akhir tahun 2010 akan di rilis,” ujar Muliaman.
Ia memaparkan paket kebijakan yang akan dikeluarkan antara lain yakni seperti exit policy atau kebijakan keluar dari krisis kemudian terkait financial inclusion atau melek finansial.
“Kemudian dari aturan yang akan dikeluarkan berupa kebijakan pengumuman prime lending rate, aturan mengenai Biro Kredit Perbankan, aturan mengenai Rencana Bisnis Bank (RBB) dan beberapa aturan mengenai fit and proper test bagi para bankir,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, di antara paket kebijakan dan aturan tersebut berisi juga mengenai optimalisasi peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
“Sehingga nantinya kebijakan dan aturan tersebut ada yang mulai diterapkan di 2011. Seluruhnya sebagai bagian dari penguatan makro dan mikroprudensial,” tukasnya.
Aturan LDR-GWM Dikeluarkan Agustus
(http://www.vibiznews.com/news/banking_insurance/2010/08/17/aturan-ldrgwm-dikeluarkan-agustus/)
(Vibiznews – Banking) Bank Indonesia (BI) sudah melakukan finalisasi terhadap aturan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Giro Wajib Minimum (GWM). Aturan tersebut telah masuk proses legal drafting dan akan segera dikeluarkan pada Agustus ini.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution usai Upacara memperingati HUT RI ke 65 di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (17/08/2010).”Dalam waktu dekat LDR-GWM akan diterbitkan segera. Apakah akan berbarengan dengan kebijakan Prime Lending Rate mungkin iya, mungkin tidak. Yang jelas Agustus ini kita usahakan,” ujar Darmin
Ditempat yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad mengatakan kisaran (range) LDR yang akan ditetapkan nantinya dapat berubah sewaktu-waktu.”Aturan LDR-GWM sudah masuk dalam proses legal drafting dan akan segera dikeluarkan. Namun nantinya angka range yang ditetapkan bisa diubah sewaktu-waktu dan jangan dijadikan persoalan. Dan angka tersebut dipastikan tidak akan menimbulkan persoalan karena sudah dalam riset BI,” tuturnya.LDR-GWM di Kisaran 78%-102%
Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kisaran LDR yang nantinya harus dipenuhi perbankan berada di kisaran 78%-102%.
“Untuk sementara rangenya 78%-102%, tidak ada perubahan,” ujar Perry di Gedung BI.
Menurutnya, akan ada beberapa bank BUMN besar yang harus meningkatkan LDR-nya agar tidak terkena disintensif.
“Iya ada (bank BUMN). Intinya jika ada bank yang dibawah range itu ada dua pilihan mendorong kredit dengan menaikan LDR atau bayar GWM sebagai pinalti,” ungkap Perry.
Setelah aturan tersebut dikeluarkan maka akan terdapat masa transisi selama 6 bulan agar bank-bank bisa melakukan penyesuaian.”Jadi sejak dikeluarkan, kapan pun bulannya maka akan ada waktu transisi untuk penyesuaian selama 6 bulan. Maka kemungkinan akan efektif di tahun 2011,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Wimboh Santoso menyampaikan bahwa aturan LSR-GWM murni diberlakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit.”Itu (LDR-GWM) untuk mendorong kredit tidak yang lain, tidak untuk bank menempatkan dananya di SUN, SBI, jadi khusus untuk penyaluran kredit,” imbuhnya.
BI Siapkan Aturan Untuk ‘Paksa’ Bank Turunkan Bunga Kredit
Herdaru Purnomo – detikFinance
(http://www.detikfinance.com/read/2010/07/05/164244/1393348/5/bi-siapkan-aturan-untuk-paksa-bank-turunkan-bunga-kredit)
Bank Indonesia (BI) merasa ‘gerah’ karena ketika suku bunga acuan (BI Rate) telah ditahan selama satu tahun di posisi 6,5%, namun suku bunga kredit perbankan masih tinggi. Bank sentral pun berencana untuk membuat aturan baru agar bank-bank dapat menurunkan suku bunganya.
“Kita akan membuat aturan untuk mendorong agar suku bunga kredit perbankan bisa turun,” ujar Pjs Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam jumpa pers di Gedung Bank Indonesia. Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (05/07/2010).
Darmin mengatakan, aturan tersebut dibuat agar masing-masing bank dapat bersaing dengan lebih tajam. “Nantinya bank akan bersaing lebih tajam dengan bank lain agar mau tidak mau bunga diberikan lebih rendah,” tuturnya.
Menurut Darmin, jika sebelumnya bank sentral bersama dengan 14 bank telah membuat kesepakatan bersama untuk menurunkan suku bunga kreditnya namun tidak lagi sekarang.
“Bukan berupa kesepakatan lagi namun berupa aturan, namun kita juga tidak mematok suku bunga kredit di sebuah kisaran angka tertentu. Hanya aturan tersebut dikeluarkan untuk mendorong agar suku bunga bisa turun,” paparnya.
Kredit Tumbuh Hingga 24% di akhir 2010
BI mencatat pertumbuhan kredit sampai dengan akhir Juni 2010 meningkat hingga 18,6%. Bank sentral yakin kredit bisa mencapai 22%-24% di akhir tahun 2010. Darmin menegaskan peningkatan kredit tersebut dikarenakan meningkatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian yang semakin membaik.
“Untuk keseluruhan tahun 2010 pertumbuhan kredit diharapkan mencapai 22%-24%,” katanya.
Agar dapat mencapai target kredit, lanjut Darmin, aturan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang dikaitkan dengan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan akan segera diterbitkan. “Aturan LDR-GWM itu akan dipercepat, tidak lama lagi akan diterbitkan,” katanya.
Lebih lanjut Darmin mengatakan, hal tersebut dilakukan agar likuiditas perbankan yang banyak dapat tersalurkan kepada seluruh lapisan masyarakat.